LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal yang berjudul “ PENERAPAN MEDIA BATANG NAPIER UNTUK MENINGKATKAN PROSES BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN KELAS II SEMESTER GENAP SDN MINOHOREJO I KECAMATAN WIDANG KABUPATEN TUBAN TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 ” telah diperiksa dan disetujui untuk diteliti. Tuban, Mei 2014 Pembimbing Drs. M. FATHUL HIDAYAT, M.Kes BAB I PENDAHULUAN A. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu peserta didik sebagai pelajar dan pendidik sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar.
Dengan konsepsi diatas maka untuk terjadinya proses belajar yang baik maka adanya interaksi yang baik pula dengan adanya media pembelajaran sebagai pesan yang akan disampaikan atau disalurkan kepada peserta didik. Pengertian dari media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “pengantar atau perantara“, dengna demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. (http://www.ningsihmanto.wordpress.com)
Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian harfiahnya juga terdapat manusia didalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang memungkinkan untuk peserta didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi peserta didik dalam pembelajaran. Sasaran penggunaan media adalah agar peserta didik mampu mencipatakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya,. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan mamahami materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik kepada mereka.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Begitu halnya dengan cara belajar Matematika khususnya perkalian yang proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami konsep perkalian secara ilmiah serta diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang perkalian.
Tetapi dalam realitasnya di lapangan, Dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika banyak dijumpai kendala yang dihadapi oleh peserta didik dan/atau pendidik. Sebagian peserta didik beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang menarik, menyenangkan sekaligus menantang. Tetapi ada juga sebagian peserta didik yang beranggapan bahwa matematika itu sulit dan menakutkan sehingga dianggap sebagai momok.
Selain itu, permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di sekolah dasar adalah kurangnya pengetahuan bagi pendidik, serta terbatasnya dana dan sarana tentang bagaimana cara membuat dan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika. Hal ini berdampak pada penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang seharusnya dikuasai atau dengan kata lain ketuntasan belajar yang harus dicapai oleh semua peserta didik gagal diraih. Kemampuan untuk memahami konsep perkalian khususnya di kelas II masih sangat jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yaitu 60. Jika permasalahan ini dibiarkan, maka peserta didik hanya akan mendapatkan konsep secara abstrak saja, tidak mendapatkan hasil belajar yang bermakna dalam dirinya maupun untuk dirinya.
Perkalian adalah konsep Matematika utama yang harus dipelajari oleh peserta didik setelah mereka mempelajari operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Saat ini berkembang sebagai metode berhitung. Pada intinya semua metode berhitung adalah baik dan semua peserta didik berhak untuk mempelajari metode-metode yang ada, sehingga mereka kaya dengan suatu cara. Dengan demikian, jika mereka mengalami kesulitan dengan satu cara maka mereka dapat menggunakan cara lain untuk menyelesaikan. (http://www.iruliana.blogspot.com)
Batang Napier pertama kali ditemukan oleh seorang bangsawan dari Skotlandia yaitu John Napier (1550-1671). Alat tersebut menggunakan prinsip perkalian decimal, atau latitice diagram (arab).
Sebuah Batang Napier terdiri dari 10 kotak, dengan kotak terbatas menunjukan sebuah bilangan dasar (digit) dan kotak selanjutnya berturut-turut merupakan hasil perkalian bilangan dasar tersebut dengan 1 hingga 9, dimana satuan diletakkan di bagian bawah diagonal, sedangkan bagian puluhan diletakan di bagian atas diagonal.
Oleh karena itu, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil judul penerapkan media batang napier untuk meningkatkan proses belajar peserta didik pada pembelajaran Matematika tentang perkalian pada peserta didik kelas II Semester Genap SDN Minohorejo I Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas bila dihubungkan dengan keadaan peserta didik yang kami teliti, maka dapat diidentifikasi masalah tersebut sebagai berikut :
1. Kurang maksimalnya persiapan pendidik dalam memberikan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran ;
2. Pendidik jarang menggunakan media pembelajaran sebagai penyalur pesan, sehingga peserta didik kurang aktif dalam menemukan pengalaman belajar yang bermakna ;
3. Tingkat Pemahaman penerapan konsep perkalian pada peserta didik kelas II Semester Genap SDN Minohorejo I Kecamatan Widang Kabupaten Tuban lemah/ kurang.
C. Batasan Masalah
Menyadari keterbatasan yang ada maka penelitian ini mengambil batasan sebagai berikut :
1. Penelitian ini terbatas pada kelas II SDN Minohorejo I Kecamatan Widang Kabupaten Tuban ;
2. Materi yang dipilih yaitu perkalian dua bilangan kelas II Semester Genap Tahun Pelajaran 2013 / 2014 ;
3. Media batang napier yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada materi perkalian ;
4. Dalam penelitian ini terbatas pada proses belajar peserta didik pada pembelajaran Matematika tentang perkalian ;
5. Dalam proses pembelajaran mengkombinasikan media batang napier dengan jarit matika.
D. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana tersebut di atas maka masalah yang dapat diungkapkan di sini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penerapan media batang napier dalam proses pembelajaran pada peserta didik kelas II Semester Genap SDN Minohorejo I Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2013/2014 ?
2. Apakah penerapan media batang napier dapat meningkatkan proses belajar peserta didik pada pembelajaran Matematika tentang perkalian pada peserta didik kelas II Semester Genap SDN Minohorejo I Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2013/2014 ?
E. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini yaitu
1) Untuk mengetahui bagaimanakah penerapan media batang napier dalam proses pembelajaran pada peserta didik kelas II Semester Genap SDN Minohorejo I Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2013/2014;
2) Untuk mengetahui apakah penerapan media batang napier dapat meningkatkan proses belajar peserta didik pada pembelajaran Matematika tentang perkalian pada peserta didik kelas II Semester Genap SDN Minohorejo I Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini memiliki beberapa kegunaan diantaranya :
1. Bagi peserta didik
a. Sebagai motivator untuk lebih kreatif dan imajinatif sehingga pemahaman peserta didik meningkat ;
b. Memudahkan dalam menerima konsep perkalian ;
c. Meningkatkan keterampilan berhitung peserta didik.
2. Bagi pendidik
a. Memfasilitasi pendidik dalam mengajar ;
b. Memperbanyak variasi dalam pembelajaran ;
c. Meningkatkan kreatifitas ;
d. Memudahkan dalam menanamkan konsep perkalian untuk peserta didik kelas II Semester Genap SDN Minohorejo I Kecamatan Widang Kabupaten Tuban ;
e. Sebagai bahan acuan atau pembanding untuk meningkatkan proses belajar anak didiknya pada mata pelajaran Matematika kelas II.
3. Bagi sekolah
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran Matematika kelas II.
4. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan pengalaman dalam mempersiapkan diri sebagai tenaga pendidik pada masa yang akan datang. Selain itu untuk menambah wawasan tentang penerapan media batang napier dalam materi perkalian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Pembelajaran
Kata Media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar, tetapi secara umum Media adalah alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dari unsur pesan yang dibawanya dengan demikian media pembelajaran memerlukan perlatan untuk menyajikan pesan. Namun yang terpenting bukanlah perlatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.
B. Media Batang Napier
Batang Napier adalah media semacam sempoa sebagai cara menghitung yang ditemukan oleh John Napier untuk mencari hasil perkalian dan pembagian. Dipublikasikan pertama kali di Edinurgh, Scotlandia pada tahun 1617.
Batang Napier pertama kali ditemukan oleh seorang bangsawan dari Skotlandia yang John Napier (1550-1617). Alat tersebut menggunakan prinsip perkalian decimal, atau latitice diagram (arab).
Dalam perkembangannya batang Napier dapat dipakai tanpa dalam bentuk batang tetapi dalam bentuk perkalian, yang dapat memudahkan dalam mempelajari perkalian bilangan bulat. Apabila tanpa menggunakan batang maka membutuhkan permainan memori dan latihan disamping harus menghafal perkalian satu digit hingga 9 x 9. Sehingga sangat cocok untuk digunakan pada siswa kelas rendah, sebab siswa akan belajar perkalian 1 sampai dengan 10. (www.iruliana.blogspot.com)
1. Cara penerapan media batang napier dalam pembelajaran
Untuk membuat batang napier, bisa dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Perkalian Model Napier
Agar menarik dan terlihat lebih jelas, batang napier sebaiknya diberi warna, dan agar tidak mudah rusak sebaiknya batang napier dicetak di kertas yang tebal seperti kertas bufallo, atau bisa juga dilaminating kemudian digunting.
C. Proses Pembelajaran
Menurut Vygostky menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua tahap : tahap yang pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap berikutnya dilakukan secara individual yang didalamnya terjadi proses internalisasi. Selama proses interaksi terjadi baik antara pendidik dengan peserta didik maupun antar peserta didik. Kemampuan berikut ini perlu dikembangkan sikap saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat yang berkembang.
D. Karakteristik Siswa Kelas Rendah
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah (6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi ;
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional ;
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri ;
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain ;
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting ;
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. (www.yanuarachmad321.wordpress.com).
E. Pembelajaran Matematika SD
Matematika sebagai suatu ilmu memiliki objek dasar yang berupa fakta, konsep operasi dan prinsip. Menurut Sudjadi (1994:1), pendapat tentang matematika tampak adanya kelainan antara satu dengan lainnya, namun tetap dapat ditarik ciri-ciri atau karakteristik yang sama, antara lain:
1. Memiliki obyek kajian abstrak ;
2. Bertumpuh pada kesepakatan ;
3. Berpola pikir deduktif.
F. Materi Perkalian di Kelas II Semester Genap
1. Arti perkalian
Perkalian merupakan penjumlahan berulang
PENYELESAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BATANG NAPIER
a. 23 4 = … .
Jadi hasil dari 23 x 4 = 92
BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yakni penelitian yang bertujuan untuk peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategi bagi guru untuk meningkatkan atau memperbaiki layanan pembelajaran tersebut. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan Media batang napier untuk meningkatkan proses belajar peserta didik kelas II semester genap pada pembelajaran Matematika tentang perkalian di SDN Minohorejo I Kecamatan Widang Kabupaten Tuban. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat refleksif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan yang dilakukan itu, serta untuk memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran itu dilakukan.
Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Pendidik juga dapat melakukan penelitian terhadap peserta didik dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas, pendidik juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif.
Pada penelitian tindakan kelas (PTK) digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observe) dan refleksi (reflect) dalam satu siklus yang akan berhubungan dengan siklus berikutnya. Alur tindakan yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan seperti skema di bawah ini :
Observasi awal
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Model Spriral dari Kemis dan Tagart 1988 ( dalam Rochiati Wiriaatmadja, 2009:66)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang kami rencanakan adalah di SDN Minohorejo I Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 sampai dengan Agustus 2014. Untuk lebih jelas, rincian waktu dan jenis kegiatan dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Kegiatan April’14 Mei’14 Juni’14 Juli’14 Agustus’14
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Persiapan dan penyusunan proposal - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2. Penyiapan instrument penelitian - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3. Tindakan penelitian - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4. Pengumpulan data - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5. Analisis data - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6. Penyusunan laporan - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini pada hari Rabu, 28 Mei 2014 dan Sabtu, 31 Mei 2014 dan minggu selanjutnya hari Rabu, 11 Juni 2014 dan Sabtu, 14 Juni 2014. PTK peneliti dilaksanakan selama empat kali pertemuan, tiap pertemuan masing-masing 2 X 35 menit.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN Minohorejo I Kecamatan Widang kabupaten Tuban dengan jumlah siswa 25 yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
D. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
a). Instrumen observasi yang digunakan oleh peneliti yang berperan sebagai partisipan
b). Instrumen observasi yang digunakan oleh peneliti yang berperan sebagai pengamat
2. Wawancara
Instrumen wawancara tertutup terhadap guru kelas
Instrumen wawancara terhadap siswa berupa angket
3. Tes
Instrumen tes tertulis berupa soal evaluasi 10 butir soal dengan menerapkan media batang napier
E. Teknik / Prosedur Pengumpulan Data
Adapun teknik/prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu:
1. Observasi
Observasi yang digunakan adalah secara observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti sebagai partisipan dan pengamat sebelum, selama, dan sesudah siklus penelitian berlangsung.
2. Wawancara
Dilakukan terhadap kepala sekolah, pendidik, dan peserta didik untuk menggali informasi guna memperoleh data yang berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan, dan respons yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
3. Tes
Digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Adapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, yakni tes yang berupa tes tertulis dan tes performance. Tes tulis peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perkalian dengan menggunakan media batang napier. Sedangkan tes performance (peserta didik membuat media batang napier sesuai dengan prosedur yang ada).
F. Prosedur Penelitian
a. Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut.
1. Tahap Pengenalan Masalah ;
2. Tahap Persiapan Tindakan ;
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan ;
4. Tahap Implementasi Tindakan ;
5. Tahap Pengamatan ;
6. Tahap Penyusunan Laporan
b). Proses Penelitian
Proses pelaksanaan penelitian pada masing-masing siklus (siklus I, siklus II) meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dilakukan melalui kegiatan mengelola data mentah, menyajikan data, menarik kesimpulan dan melakukan refleksi. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa data hasil belajar peserta didik. Selain itu juga diperoleh data pendukung tentang hasil observasi kegiatan pendidik, dan peserta didik, untuk mengetahui pemahaman hasil belajar peserta didik berdasarkan skor hasil tes performance dan skor hasil tes yang dilakukan pada saat akhir pembelajaran (post-test) serta ketuntasan belajar peserta didik. Peserta didik dikatakan tuntas belajarnya apabila telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran Matematika yakni 60, sedangkan ketuntasan belajar klasikal telah mencapai ≥ 85% (Depdiknas, 2004:58). Untuk mencari ketuntasan belajar klasikal dapat menggunakan rumus:
Jumlah siswa yang memperoleh skor ≥ 60
Jumlah total siswa
Demikian proses pengumpulan dan analisis data dilakukan secara terus-menerus melalui proses cek dan re-cek, analisis dan re-analisis, sehingga ditemukan kenyataan-kenyataan yang sesungguhnya secara menyeluruh. Dalam pembuatan kesimpulan proses analisis data ini dilanjtkan dengan mencari hubungan antara apa yang dilakukan (What), bagaimana melakukan (How), mengapa dilakukan seperti itu (Why) dan bagaimnan hasilnya (How is the effect).
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Mohammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: CV.Wacana Prima
Susilana, Rudi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima
Manto, Ningsih. 2010. Dampak Pembelajaran dengan Media, (online), (http://www.ningsihmanto.wordpress.com)., diakses 19 April 2014
Andae, Ruly. 2010. Cara Menghitung Perkalian dengan Menggunakan Batang Napier, (Online), (http://www.iruliana.blogspot.com)., diakses 20 April 2014
Astuti, Yuni. 2012. Pembelajaran Matematika SD, (Online), (http://www.sarjanaku.com)., diakses 22 April 2014
Prayudi, Yusuf, Yudi, 2007. Proses Pembelajaran, (Online), (http://www.prayudi.wordpress.com)., diakses 22 April 2014